Penjelasan yang akan datang daripada arti marah yang akan melahirkan sifat tercela daripada sifat dendam, dan kebaikannya sifat pemaaf dan lemah lembut
.
Ketahui olehmu wahai para penuntut ilmu, bahwasanya marah itu apabila sudah timbul dalam hati, karena permintaan diri yang tidak sesuainya dengan keinginan kita dan tidak kita terima , maka hanya akan menyakiti perasaan dalam hati kita sendiri.
.
Contoh, saat gelas pecah, sebenarnya kita sangat tidak menginginkan bahwa gelas ini agar tidak pecah, tetapi kenyataannya sudah pecah, dan kita tidak bisa menerima. Maka menyala lah api marah didalam dirinya
.
Apabila marah yang timbul lalu kita tahan dengan paksa, maka marah ini akan menyakiti hati dan diri kita sendiri. Api marah yang ditahan dengan paksa akan membakar 'rasa' Yaitu bahwa ia menahan akan hatinya, menyandang ia akan hatinya, akan beratnya dan bebannya itu marah (rasa dendam)
.
Dan biasannya yang membuat kita menahan marah dengan paksa itu seperti marahnya kita kepada orang tua, kita tak kuasa kita untuk memarahinya, dan kita mencoba menahannya dengan paksa. Tetapi hati kita selalu menimbulkan harapan-harapan yang tidak baik untuk orang itu.
.
Cobalah untuk belajar menerima saat kita menerima bala yang tidak kita inginkan. Caranya, kita harus berusaha keras untuk mencari sisi baiknya, karena sisi baik dari setiap masalah pasti 'ada' meskipun dalam pandangan kita terlalu kecil.
.
Hal yang sering membuat hati kita kecewa dan terluka adalah diri kita sendiri, sebab kita telah mengizinkan dunia memasuki hidup kita, dan yang paling fatal ialah saat dunia telah berkuasa atas dirinya.
.
Cintailah alam semesta, agar kita mampu menemukan sisi baik dari setiap bala yang kita terima
.
Maka arti hasad itu adalah mendendam marah yang tak mampu dikeluarkan, lalu datanglah harapan-harapan yang tidak baik dari kita untuk orang yang tak kuasa untuk kita marahi.
.
Oleh karena itu jagalah hati daripada perasaan 'tidak mau menerima' sebab apabila kita tidak mampu untuk 'menerima' maka itulah yang akan menghancurkan segala-galanya yang ada dalam hidup kita.
.
Ketahui olehmu wahai para penuntut ilmu, bahwasanya marah itu apabila sudah timbul dalam hati, karena permintaan diri yang tidak sesuainya dengan keinginan kita dan tidak kita terima , maka hanya akan menyakiti perasaan dalam hati kita sendiri.
.
Contoh, saat gelas pecah, sebenarnya kita sangat tidak menginginkan bahwa gelas ini agar tidak pecah, tetapi kenyataannya sudah pecah, dan kita tidak bisa menerima. Maka menyala lah api marah didalam dirinya
.
Apabila marah yang timbul lalu kita tahan dengan paksa, maka marah ini akan menyakiti hati dan diri kita sendiri. Api marah yang ditahan dengan paksa akan membakar 'rasa' Yaitu bahwa ia menahan akan hatinya, menyandang ia akan hatinya, akan beratnya dan bebannya itu marah (rasa dendam)
.
Dan biasannya yang membuat kita menahan marah dengan paksa itu seperti marahnya kita kepada orang tua, kita tak kuasa kita untuk memarahinya, dan kita mencoba menahannya dengan paksa. Tetapi hati kita selalu menimbulkan harapan-harapan yang tidak baik untuk orang itu.
.
Cobalah untuk belajar menerima saat kita menerima bala yang tidak kita inginkan. Caranya, kita harus berusaha keras untuk mencari sisi baiknya, karena sisi baik dari setiap masalah pasti 'ada' meskipun dalam pandangan kita terlalu kecil.
.
Hal yang sering membuat hati kita kecewa dan terluka adalah diri kita sendiri, sebab kita telah mengizinkan dunia memasuki hidup kita, dan yang paling fatal ialah saat dunia telah berkuasa atas dirinya.
.
Cintailah alam semesta, agar kita mampu menemukan sisi baik dari setiap bala yang kita terima
.
Maka arti hasad itu adalah mendendam marah yang tak mampu dikeluarkan, lalu datanglah harapan-harapan yang tidak baik dari kita untuk orang yang tak kuasa untuk kita marahi.
.
Oleh karena itu jagalah hati daripada perasaan 'tidak mau menerima' sebab apabila kita tidak mampu untuk 'menerima' maka itulah yang akan menghancurkan segala-galanya yang ada dalam hidup kita.
Minta rela... (Phu)
0 Komentar