Jikalau engkau tidak ingin dihina, janganlah engkau menuntut sebuah pangkat yang tidak selama-lamanya bisa engkau miliki. Ini sama dengan jenis kata-kata yang sebelumnya yaitu kita disuruh agar jangan senang dengan apapun yang diberikan oleh Allah daripada harta dan pangkat. Artinya jangan senang karena harta atau pangkatnya, tetapi senanglah karena perhatian Allah yang luar biasa karena telah memberikan kita nikmat.
.
Penyebab kita sakit hati itu ialah karena kita telah menggenggam sesuatu daripada dunia dan menyukainya.
.
Modal utama untuk memperhatikan diri kita ini ialah dengan belajar makrifat, belajar untuk melihat pandangan. Agar kita tak mencintai yang telah diberikan Allah, tetapi memandang dan mencintai besarnya perhatian Allah kepada kita.
.
Kita harus menyadari bahwasanya tidak ada pangkat yang lebih tinggi di dunia ini selain pangkat menjadi hambanya Allah SWT, artinya hamba ialah selalu ingin dekat dengan Allah SWT,
.
Seorang yang benar menjadi hamba itu tak akan pernah lagi mau bertanya apa dan kenapa tentang keputusan Allah dalam kehidupannya, sebab ia telah merasa beruntung bisa menjadi hambanya Allah SWT.
.
Jadi, disaat orang lain memberikannya pangkat, ia tak pernah mau untuk tergiur lebih dalam mencintainya, sebab ia telah sadar akan pangkat yang dimilikinya, yaitu pangkat hamba. Lain halnya jika keadaan mendesaknya untuk harus menggenggam sebuah pangkat tersebut, tetapi keyakinan yang dimodalkannya ialah semata-mata karena melaksanakan perintah dari Allah yang sedang menguji akan keteguhan hati kita dalam menggenggam sebuah jabatan. .
Jadi agar kita tidak ingin dihina oleh orang lain ialah jangan mencari sebuah pangkat yang tak selamanya akan kita miliki. Karena lebih baik menggenggam pangkat sederhana yang membawa kita pada keabadian yang membahagiakan, daripada kita menggenggam pangkat mulia yang mampu memisahkan kita dari kata bahagia.
.
Karena sesuatu yang kita cintai pada kebadian akan mempertemukan kita pada sebuah pernikahan. Sebab di hati ada rindu, antar seorang hamba yang telah lama di dekam oleh dunia, dan pancaran tajalli Allah pada alam semesta.
.
Kekayaan paling hakiki itu ialah ketika Rahmat Allah muncul dalam hati kita.
.
Penyebab kita sakit hati itu ialah karena kita telah menggenggam sesuatu daripada dunia dan menyukainya.
.
Modal utama untuk memperhatikan diri kita ini ialah dengan belajar makrifat, belajar untuk melihat pandangan. Agar kita tak mencintai yang telah diberikan Allah, tetapi memandang dan mencintai besarnya perhatian Allah kepada kita.
.
Kita harus menyadari bahwasanya tidak ada pangkat yang lebih tinggi di dunia ini selain pangkat menjadi hambanya Allah SWT, artinya hamba ialah selalu ingin dekat dengan Allah SWT,
.
Seorang yang benar menjadi hamba itu tak akan pernah lagi mau bertanya apa dan kenapa tentang keputusan Allah dalam kehidupannya, sebab ia telah merasa beruntung bisa menjadi hambanya Allah SWT.
.
Jadi, disaat orang lain memberikannya pangkat, ia tak pernah mau untuk tergiur lebih dalam mencintainya, sebab ia telah sadar akan pangkat yang dimilikinya, yaitu pangkat hamba. Lain halnya jika keadaan mendesaknya untuk harus menggenggam sebuah pangkat tersebut, tetapi keyakinan yang dimodalkannya ialah semata-mata karena melaksanakan perintah dari Allah yang sedang menguji akan keteguhan hati kita dalam menggenggam sebuah jabatan. .
Jadi agar kita tidak ingin dihina oleh orang lain ialah jangan mencari sebuah pangkat yang tak selamanya akan kita miliki. Karena lebih baik menggenggam pangkat sederhana yang membawa kita pada keabadian yang membahagiakan, daripada kita menggenggam pangkat mulia yang mampu memisahkan kita dari kata bahagia.
.
Karena sesuatu yang kita cintai pada kebadian akan mempertemukan kita pada sebuah pernikahan. Sebab di hati ada rindu, antar seorang hamba yang telah lama di dekam oleh dunia, dan pancaran tajalli Allah pada alam semesta.
.
Kekayaan paling hakiki itu ialah ketika Rahmat Allah muncul dalam hati kita.
Minta rela... (Phu)
0 Komentar