Bermula ilmu itu adalah teman sejati orang yang beriman, dan tidak ada satu teman pun yang menyamai kedudukan ilmu.
.
Oleh karena itu, awal dari kehidupan saat di utus para nabi dan rasul, mereka di perintahkan untuk menyampaikan ilmu sebagai kunci untuk menjawab jawaban hidup.
.
Mereka para nabi dan para rasul tak pernah mewariskan kepada keturunannya berupa harta, melainkan ilmu agama. Apabila seseorang telah memiliki ilmu agama di dalam hatinya, maka yang utama dalam hidupnya adalah pengertian dan pandangannya yang baik saat menghadapi urusan dunia.
.
Seseorang yang sedang merasa lapar, apabila menjawab rasa laparnya itu dengan makan, maka sesungguhnya ia belum menghargai suatu ilmu. Sebab apabila ia tidak makan disaat lapar, ia mungkin saja akan merasa kecewa, karena keinginannya belum tercapai.
.
Seseorang yang telah merasa puas akan menjawab masalah hidupnya dengan ilmu, niscaya itulah hidup yang paling bahagia.
.
Seseorang yang tak pernah merasa puas akan pemahaman paling abstrak oleh suatu perbuatan, maka masih ada ilmu yang belum di hargai dalam hidupnya, dan masih ada ilmu yang belum benar melekat dalam hatinya.
.
Oleh karena itu jangan pernah takut untuk mengutamakan ilmu agama sebagai jawaban hidup, meskipun syariat hidup harus tetap jalan.
.
Jika ilmu adalah teman paling sejati, maka sifat hilim itu adalah benteng pertahanan hidup paling utama saat permasalahan hidup terus membentur kedalam hidupnya.
.
Dunia itu hadir bukan sebagai jawaban, meskipun syariat di dalamnya harus tetap jalan. Ilmu lah yang sesungguhnya kehidupan, sebagai pemahaman yang memandang bahwa dunia itu sebagai jembatan.
.
Seseorang yang telah masuk surga di dalam dunia ini, maka itulah sebenar-benarnya kenikmatan. Surganya itu ialah makrifat, artinya paham dan mengerti kepada Allah, sebagai kenikmatan hidup yang paling haqiqi.
.
Tiada rasa paling nikmat selain hati yang telah mencapai makrifat. Karena seluruh rasa paling nikmat akan terabaikan kala hati telah berbicara tentang hakikat.
.
Oleh karena itu, jika kita ingin menuju sesuatu di dalam dunia, maka tujulah surga makrifat dalam cinta.
.
Oleh karena itu, awal dari kehidupan saat di utus para nabi dan rasul, mereka di perintahkan untuk menyampaikan ilmu sebagai kunci untuk menjawab jawaban hidup.
.
Mereka para nabi dan para rasul tak pernah mewariskan kepada keturunannya berupa harta, melainkan ilmu agama. Apabila seseorang telah memiliki ilmu agama di dalam hatinya, maka yang utama dalam hidupnya adalah pengertian dan pandangannya yang baik saat menghadapi urusan dunia.
.
Seseorang yang sedang merasa lapar, apabila menjawab rasa laparnya itu dengan makan, maka sesungguhnya ia belum menghargai suatu ilmu. Sebab apabila ia tidak makan disaat lapar, ia mungkin saja akan merasa kecewa, karena keinginannya belum tercapai.
.
Seseorang yang telah merasa puas akan menjawab masalah hidupnya dengan ilmu, niscaya itulah hidup yang paling bahagia.
.
Seseorang yang tak pernah merasa puas akan pemahaman paling abstrak oleh suatu perbuatan, maka masih ada ilmu yang belum di hargai dalam hidupnya, dan masih ada ilmu yang belum benar melekat dalam hatinya.
.
Oleh karena itu jangan pernah takut untuk mengutamakan ilmu agama sebagai jawaban hidup, meskipun syariat hidup harus tetap jalan.
.
Jika ilmu adalah teman paling sejati, maka sifat hilim itu adalah benteng pertahanan hidup paling utama saat permasalahan hidup terus membentur kedalam hidupnya.
.
Dunia itu hadir bukan sebagai jawaban, meskipun syariat di dalamnya harus tetap jalan. Ilmu lah yang sesungguhnya kehidupan, sebagai pemahaman yang memandang bahwa dunia itu sebagai jembatan.
.
Seseorang yang telah masuk surga di dalam dunia ini, maka itulah sebenar-benarnya kenikmatan. Surganya itu ialah makrifat, artinya paham dan mengerti kepada Allah, sebagai kenikmatan hidup yang paling haqiqi.
.
Tiada rasa paling nikmat selain hati yang telah mencapai makrifat. Karena seluruh rasa paling nikmat akan terabaikan kala hati telah berbicara tentang hakikat.
.
Oleh karena itu, jika kita ingin menuju sesuatu di dalam dunia, maka tujulah surga makrifat dalam cinta.
Minta rela... (Phu)
0 Komentar