Orang yang berdzikir itu pada fadhillat ke-4 yaitu nyatanya kebesaran Allah SWT dan ketinggian Allah SWT didalam hatinya ketika ia menyebut nama Allah. Karena sesungguhnya dzikir kepada Allah itu lebih besar daripada ibadah yang lain daripadanya.
.
Ketika mulut memuji akan kebesaran Allah SWT, maka hati akan menggiring untuk memusyahadahkan akan kebesaran Allah SWT.
.
Orang yang berdzikir itu maka batang tubuhnya akan ditulis sebagai ibadah. Allah itu sesungguhnya tidak jauh dari hidup kita, apabila kita selalu mengingat Allah, maka kita akan merasa dekat dengan Allah. Karena Allah itu akan memberikan sesuatu kepada hambanya sesuai dengan prasangka hambanya.
.
Apabila kita melupakan Allah SWT meskipun sekejap, maka syaitan akan menunggangi dirinya dan mengatur dirinya, namun apabila kita berdzikir menyebut kebesaran Allah, maka syaitan tersebut akan berlari sekencang mungkin menjauhi diri kita.
.
Selama orang itu tidak ada berdzikir, maka selama itu pula dirinya ditunggangi oleh syaitan. Karena orang yang berdzikir itu adalah tanda cinta seorang hamba kepada Tuhannya.
.
Sayyidatina Aisyah Ra pernah bertanya kepada Rasulullah "Ya Rasulullah, bagaimana jika seseorang berdzikir hanya dengan lisan, sedangkan hatinya lalai dalam mengingat Allah?" Maka kata Rasulullah "Syukurilah bahwasanya jika bibirmu telah mampu untuk berdzikir, meskipun hatimu masih lalai, karena semakin dzikir itu di ucapkan, semakin sirr didalam hati itu perlahan terbuka." Maka jalan untuk membuka mata hati itu ialah dengan bersyukur, dan syukur itu adalah pandangan hati kepada nikmat.
.
Maka dari karena itu jangan pernah berhenti untuk berdzikir meskipun dzikir itu hanya menghiasi bibirmu.
.
Kita sudah terlalu banyak memanjakan anggota tubuh dengan kenikmatan dunia, maka berusahalah untuk memanjakan pandangan terhadap kenikmatan hingga akhirnya akan melahirkan perasaan. Ketika pandangan baik telah memenuhi pada keadaan buruk, niscaya kebaikanlah yang akan memenuhi perasaan didalam hati kita. Sebab sebenar-benar kehidupan itu berawal dari pandangan yang melahirkan perasaan.
.
Ketika mulut memuji akan kebesaran Allah SWT, maka hati akan menggiring untuk memusyahadahkan akan kebesaran Allah SWT.
.
Orang yang berdzikir itu maka batang tubuhnya akan ditulis sebagai ibadah. Allah itu sesungguhnya tidak jauh dari hidup kita, apabila kita selalu mengingat Allah, maka kita akan merasa dekat dengan Allah. Karena Allah itu akan memberikan sesuatu kepada hambanya sesuai dengan prasangka hambanya.
.
Apabila kita melupakan Allah SWT meskipun sekejap, maka syaitan akan menunggangi dirinya dan mengatur dirinya, namun apabila kita berdzikir menyebut kebesaran Allah, maka syaitan tersebut akan berlari sekencang mungkin menjauhi diri kita.
.
Selama orang itu tidak ada berdzikir, maka selama itu pula dirinya ditunggangi oleh syaitan. Karena orang yang berdzikir itu adalah tanda cinta seorang hamba kepada Tuhannya.
.
Sayyidatina Aisyah Ra pernah bertanya kepada Rasulullah "Ya Rasulullah, bagaimana jika seseorang berdzikir hanya dengan lisan, sedangkan hatinya lalai dalam mengingat Allah?" Maka kata Rasulullah "Syukurilah bahwasanya jika bibirmu telah mampu untuk berdzikir, meskipun hatimu masih lalai, karena semakin dzikir itu di ucapkan, semakin sirr didalam hati itu perlahan terbuka." Maka jalan untuk membuka mata hati itu ialah dengan bersyukur, dan syukur itu adalah pandangan hati kepada nikmat.
.
Maka dari karena itu jangan pernah berhenti untuk berdzikir meskipun dzikir itu hanya menghiasi bibirmu.
.
Kita sudah terlalu banyak memanjakan anggota tubuh dengan kenikmatan dunia, maka berusahalah untuk memanjakan pandangan terhadap kenikmatan hingga akhirnya akan melahirkan perasaan. Ketika pandangan baik telah memenuhi pada keadaan buruk, niscaya kebaikanlah yang akan memenuhi perasaan didalam hati kita. Sebab sebenar-benar kehidupan itu berawal dari pandangan yang melahirkan perasaan.
Minta rela... (Phu)
0 Komentar