Hendaklah engkau mengurangi rasa gembira dari sesuatu ketika mendapatkan harta, artinya jangan gembira dengan sesuatunya itu.
.
Apabila kita merasakan gembira terlalu berlebihan hanya akan membuat kita merasa bahwa sesuatu itu adalah milik kita. Karena seberapa besar gembira kita terhadap sesuatu, maka sebesar itu pula rasa sakit kita ketika sesuatu itu hilang.
.
Jadi yang benar itu ketika kita mendapatkan harta ialah merasa gembira bahwa Allah itu memperhatikan kita, bukan karena harta itu yang menyebabkan kita gembira. Jadi, apabila harta itu hilang, kita tak akan pernah merasa sakit hati, karena yang kita gembirakan ketika datangnya harta adalah perhatian Allah kepada kita, bukan karena datangnya harta itu.
.
Jangan pernah menganggap bentuk kasih sayang Allah itu ketika hanya sesuai dengan keinginan kita, tetapi rasakanlah selalu bahwa kasih sayang Allah itu selalu menyertai kehidupan kita meskipun itu tak pernah sesuai dengan keinginan kita, agar tak pernah sakit hati dan senantiasa bergembira.
.
Jangan pernah melihat hasil dari yang telah Allah berikan, tetapi lihatlah cara Allah yang telah perhatian kepada kita hingga menyebabkan pemberian Allah itu sampai kepada kita.
.
Barang siapa menghilangkan oleh Allah dari dirinya berupa kelebihan dan kekayaan dunia, tetapi ia dengan senang hati menerima kurang dan mampu merasa cukup, artinya ia telah sempurna menjadi orang yang memandang perhatian seseorang.
.
Pangkat yang paling tinggi itu ialah menjadi hamba, caranya ialah dengan menuntut ilmu agama. Karena dengan benarnya kita menjadi hamba telah menunjukkan betapa gembiranya kita terhadap perhatian Allah kepada kita.
.
Jadi, ketika kita memegang sebuah jabatan, memegang sebuah pangkat dan kekayaan, kita tak lagi merasa gembira dengan itu semua, karena sudah ada rasa dan pangkat yang kita pegang dengan begitu setia, yaitu pangkat menjadi hamba. Dengan menjadi hamba, kita tak perlu lagi untuk mencari kemuliaan, karena Allah telah memuliakan kita terlebih dahulu sebab pangkat hamba yang kita pegang itu.
.
Apabila kita merasakan gembira terlalu berlebihan hanya akan membuat kita merasa bahwa sesuatu itu adalah milik kita. Karena seberapa besar gembira kita terhadap sesuatu, maka sebesar itu pula rasa sakit kita ketika sesuatu itu hilang.
.
Jadi yang benar itu ketika kita mendapatkan harta ialah merasa gembira bahwa Allah itu memperhatikan kita, bukan karena harta itu yang menyebabkan kita gembira. Jadi, apabila harta itu hilang, kita tak akan pernah merasa sakit hati, karena yang kita gembirakan ketika datangnya harta adalah perhatian Allah kepada kita, bukan karena datangnya harta itu.
.
Jangan pernah menganggap bentuk kasih sayang Allah itu ketika hanya sesuai dengan keinginan kita, tetapi rasakanlah selalu bahwa kasih sayang Allah itu selalu menyertai kehidupan kita meskipun itu tak pernah sesuai dengan keinginan kita, agar tak pernah sakit hati dan senantiasa bergembira.
.
Jangan pernah melihat hasil dari yang telah Allah berikan, tetapi lihatlah cara Allah yang telah perhatian kepada kita hingga menyebabkan pemberian Allah itu sampai kepada kita.
.
Barang siapa menghilangkan oleh Allah dari dirinya berupa kelebihan dan kekayaan dunia, tetapi ia dengan senang hati menerima kurang dan mampu merasa cukup, artinya ia telah sempurna menjadi orang yang memandang perhatian seseorang.
.
Pangkat yang paling tinggi itu ialah menjadi hamba, caranya ialah dengan menuntut ilmu agama. Karena dengan benarnya kita menjadi hamba telah menunjukkan betapa gembiranya kita terhadap perhatian Allah kepada kita.
.
Jadi, ketika kita memegang sebuah jabatan, memegang sebuah pangkat dan kekayaan, kita tak lagi merasa gembira dengan itu semua, karena sudah ada rasa dan pangkat yang kita pegang dengan begitu setia, yaitu pangkat menjadi hamba. Dengan menjadi hamba, kita tak perlu lagi untuk mencari kemuliaan, karena Allah telah memuliakan kita terlebih dahulu sebab pangkat hamba yang kita pegang itu.
Minta rela... (Phu)
0 Komentar