Dan ketahui oleh mu wahai thalib bahwa hidayah dan taqwa itu satu jua maknanya tetapi ada bagi keduanya itu yang dinamakan bidayah dan nihayah dari karna inilah berkata imam Ghazali didalam kitab bidayatul hidayah.
Sebaik baik sangu kita sewaktu kita meninggal dunia adalah ketaqwaan kita kepada Allah, jangan sampai kita takutan selain dri pd Allah, usaha dan ikhtiar kita tetap dijalan akn cuma kita sdh tahu usaha ikhtiar kita kd mmbari bakas. Apapun yg kita kerjakan mdh mudahan diridhoi allah ta'ala (aamiin). Sekarang yg jdi pertanyaan apakah kita hendak diridhoi allah ta'ala? Ya pasti kita sbg hamba allah, dilihat plng gwian kita, apakah gawian kita ini sesuai apa yg sdh dikehendaki oleh allah atau kda? Gwian yg kita kerjakan itu apakah perintah allah atau larangan dri allah. Perintah, larangan, anjuran, teguran, itu berbeda. Kita sbg hamba allah sadar bahwasanya kita adalah hamba allah, kalau kita sbg hamba allah kita yg diatur oleh allah.
Orang ini semakin betambah ilmu nya tapi tidak bertambah beramal ibadah, melainkan itu bertambah jauh dgn allah ta'ala. Kita harus belajar dhohir dan bathin pun harus dipelajari jua. Karena kita ini ada dua sisi yaitu ada dhohir ada bathin, ada dosa dhohir ada dosa bathin, ada amaliah dhohir ada amaliah bathin. Sewajarnya dmna? Belajar dhohir dlu, hnyr benaik benaik benaik, nihayahnya dmna? Bahinatuttaqwa.
Kata Nabi : Ada suatu di penghujung zaman ummat ku mencintai 5 perkara tapi inya melupakan 5 perkara itu, Apa diantaranya? yaitu Inya ketuju memikir akan dunia dan inya melupakan dgn kematian.
Mengaji dalam nya dhohirnya kda dibaca, shrusnya dhohirnya yg dibaca truuss masuk ke bathin, kd mengurangi dhohir ni kyp bkurang, kd mau bkurang inya. Dulu : Pengrasaan inya aku yg sembahyang, yg bergerak aku, mmbaca al-fatihah aku, truuss smpai nihayatuttaqwa nya kna ooo lain aku yg smbhyng ni, siapa? Sdin (Allah) tu png yg smbhyng dh, sdin yg mmbari akn kekuatan. Iya jar almarhum Guru "Didunia nih beredar cuma dua, mun kd Allah lwn Rasulullah". Sidin yang dipuji dan sidin jua yg memuji, Sidin yg membaca dan sdin jua yg dipuji.
Akhir jaman sdh, tapi kita yakin ja setiap guru-guru yang meninggal itupasti Allah ganti akan. Perkuat iman kita dengan mengerjakan ketaqwaan kpd Allah.
Maka ketahui olehmu bahwasanya bidayatul hidayah itu dhohirnya taqwa, dan hinayatul hidayah itu adalah bahinatuttaqwa dan tiada dapat syurga dan tiada dapat orang itu masuk ke syurga melainkan dngn takut lwn Tuhan dan tiada dapat petunjuk melainkan orang yg takut lwn Tuhan. Dan sesungguhnya taqwa dan hidayah itu yaitu ibarat dripda mengerjakan taat yg disuruh Allah Ta'ala, ada taat dhohir/ taat bathin. Dan menjauh akan maksiat yg dilarang oleh Allah Ta'ala, ada maksiat dhohir/maksiat bathin.
Dan ketahui oleh mu wahai thalib bahwasanya yg dikehendaki dgn taat yg dhohir itu yaitu seperti sholat, puasa, naik haji, membayar zakat, dsb. Dan murod dgn taat bathin itu yaitu segala sifat yg kepujian seperti ikhlas, tawadhu, nasihat, zuhud, sabar, hilim, tawakal, dsb.
Puasa asyura mengkifarati dosa yg setahun yg telah lewat.
Nyaman di bicarakan, cuma ngalih di praktek akan (artinya, menyambat nyaman, cuma meamal akan nya nng ngalih).
Maksiat dhohir itu seperti zina, mencuri, minum minuman keras (haram), membunuh orng, memaki orng, memalu orng (memukul), mengumpat (ghibah), dsb. Murod maksiat bathin yaitu segala sifat yg tercela seperti riya, ujub, takabur, hasad, dan kasih kpd dunia, dsb.
Minta rela... (Rvl)
-----
Ketahui oleh mu tholib bahwa hidayah dan taqwa itu satu jualah maknanya tetapi ada bagi keduanya bidayah dan nihayah, dari karena ini lah Imam Ghozali berkata,
maka jikalau engkau kata apa Bidayatul Hidayah (permulaan taqwa) itu supaya aku jawab, maka kujawab Bidayatul Hidayah itu ialah dzohirnya taqwa dan nihayatul hidayah itu ialah bathinnya taqwa, serta tiada dapat akan syurga, kecuali dengan takut kepada Allah ta'ala (taqwa), dan tiada didapat petunjuk melainkan dengan takut kepada Allah ta'ala (taqwa).
Jangan sampai kita takutan selain pada Allah, usaha dan ikhtiar kita tetap dijalan. Namun kita perlu tahu ikhtiar dan usaha kada membari bekas.
Apakah kita handak diridhoi oleh Allah? Pasti handak. Tapi dipikirkan apakah gawian kita, perintah Allah atau larangan Allah, atau anjuran. Itu semua berbeda beda kita sebagai hamba Allah harus sadar bahwa kita yang diatur oleh Allah
Kita harus belajar dzohir, dan bathin harus belajar, ada dosa dzohir dan ada dosa bathin. Belajar dzohir dulu sampai bisa ke bathin
Kata Nabi akan ada suatu diakhir zaman umatku mencintai 5 perkara tapi melupakan akan 5 perkara. Diantaranya inya ketuju memikirkan dunia, melupakan akan umur, berlomba lomba meulah rumah ganal padahal tempat buliknya adalah liang lahad. Saat masuk kedalam kubur ada yang akan membedakan, yaitu beruntung atau celaka
Perbanyaklah bersholawat, hidup ini bawa gembira terus jangan bersedih sedih
Ingat Sehat itu larang harganya, perkuatlah iman kita dengan mengerjakan ketaqwaan kepada Allah
Sabda Nabi, barangsiapa bertambah ilmunya, padahal tiada bertambah hidayahnya, niscaya tiada bertambah baginya kecuali menjauh dari Allah.
Pokoknya kita harus sadar Allah itu siapa hamba ini siapa kita kada kawa beapa apa kadada kisah kita. Tauhidnya itu dimantap akan lagi. Dan sesungguhnya taqwa dan hidayah itu megerjakan taat kepada Allah dan menjauh dari maksiat dzohir atau bathin
Kita kada boleh menyepelekan amal amal ibadah. Sesungguhnya taqwa dan hidayah itu mengerjakan taqwa kepada Allah. Berusaha lah memilah yang mana disuruh dan yang mana dilarang.
Dan ketahui oleh mu tholib yang dikehandaki taat dzhohir itu seperti, sembahyang, puasa,bayar zakat,naik haji dan sebagainya. Dan taat bathin itu segala sifat yang baik seperti ikhlas, ikhtiar, tawadhu, nasehat, sabar, tawakal, zuhud dan sebagainya .
Taat dzohir itu keliatan amaliyahnya seperti, sembahyang,zakat,puasa,naik haji dan lain lain ada wajib ada sunat, setiap yang wajib ada sunat seperti puasa ramadhan wajib dan puasa sunnah banyak diantaranya puasa 10 muharram. Dan ada maksiat dzohir seperti,berzina,membunuh orang, dan sebagainya. Sedangkan maksiat batin seperti sifat yang tidak baik, takabbur, ujub, sombong, riya, dan sebagainya. Tinggal kita minta kepada Allah agar dijagakan semua batang tubuh kita. Ingat kita tidak luput dari kesalahan dan dosa.
Kita sebagai anak semua mempunyai mama abah, yang jadi pertanyaan buat kita apakah gawian kita saat didunia ini membahagiakan mama abah kita?
Begamatan kita membersihi hati.
maka jikalau engkau kata apa Bidayatul Hidayah (permulaan taqwa) itu supaya aku jawab, maka kujawab Bidayatul Hidayah itu ialah dzohirnya taqwa dan nihayatul hidayah itu ialah bathinnya taqwa, serta tiada dapat akan syurga, kecuali dengan takut kepada Allah ta'ala (taqwa), dan tiada didapat petunjuk melainkan dengan takut kepada Allah ta'ala (taqwa).
Jangan sampai kita takutan selain pada Allah, usaha dan ikhtiar kita tetap dijalan. Namun kita perlu tahu ikhtiar dan usaha kada membari bekas.
Apakah kita handak diridhoi oleh Allah? Pasti handak. Tapi dipikirkan apakah gawian kita, perintah Allah atau larangan Allah, atau anjuran. Itu semua berbeda beda kita sebagai hamba Allah harus sadar bahwa kita yang diatur oleh Allah
Kita harus belajar dzohir, dan bathin harus belajar, ada dosa dzohir dan ada dosa bathin. Belajar dzohir dulu sampai bisa ke bathin
Kata Nabi akan ada suatu diakhir zaman umatku mencintai 5 perkara tapi melupakan akan 5 perkara. Diantaranya inya ketuju memikirkan dunia, melupakan akan umur, berlomba lomba meulah rumah ganal padahal tempat buliknya adalah liang lahad. Saat masuk kedalam kubur ada yang akan membedakan, yaitu beruntung atau celaka
Perbanyaklah bersholawat, hidup ini bawa gembira terus jangan bersedih sedih
Ingat Sehat itu larang harganya, perkuatlah iman kita dengan mengerjakan ketaqwaan kepada Allah
Sabda Nabi, barangsiapa bertambah ilmunya, padahal tiada bertambah hidayahnya, niscaya tiada bertambah baginya kecuali menjauh dari Allah.
Pokoknya kita harus sadar Allah itu siapa hamba ini siapa kita kada kawa beapa apa kadada kisah kita. Tauhidnya itu dimantap akan lagi. Dan sesungguhnya taqwa dan hidayah itu megerjakan taat kepada Allah dan menjauh dari maksiat dzohir atau bathin
Kita kada boleh menyepelekan amal amal ibadah. Sesungguhnya taqwa dan hidayah itu mengerjakan taqwa kepada Allah. Berusaha lah memilah yang mana disuruh dan yang mana dilarang.
Dan ketahui oleh mu tholib yang dikehandaki taat dzhohir itu seperti, sembahyang, puasa,bayar zakat,naik haji dan sebagainya. Dan taat bathin itu segala sifat yang baik seperti ikhlas, ikhtiar, tawadhu, nasehat, sabar, tawakal, zuhud dan sebagainya .
Taat dzohir itu keliatan amaliyahnya seperti, sembahyang,zakat,puasa,naik haji dan lain lain ada wajib ada sunat, setiap yang wajib ada sunat seperti puasa ramadhan wajib dan puasa sunnah banyak diantaranya puasa 10 muharram. Dan ada maksiat dzohir seperti,berzina,membunuh orang, dan sebagainya. Sedangkan maksiat batin seperti sifat yang tidak baik, takabbur, ujub, sombong, riya, dan sebagainya. Tinggal kita minta kepada Allah agar dijagakan semua batang tubuh kita. Ingat kita tidak luput dari kesalahan dan dosa.
Kita sebagai anak semua mempunyai mama abah, yang jadi pertanyaan buat kita apakah gawian kita saat didunia ini membahagiakan mama abah kita?
Begamatan kita membersihi hati.
Nyaman dibicarakan (menasehati orang) namun sulit dilakukan.
Minta rela... (Rbt)
0 Komentar