Catatan Pengajian Ustadz H. Ilham Humaidi - Senin, 13 September 2021

Tidak ada harta paling berharga bagi orang tua kecuali anak yang berbakti.
Walaupun banyak uang tapi anak tidak berbakti, itu tidak ada gunanya. Walaupun uang seadanya tapi anak berbakti, itu bahagianya luar biasa. 
 
Karena kebahagiaan tidak bisa ditukar dengan uang dan ketenangan tidak bisa dihargai dengan uang.

Kebahagiaan itu ketika orang tua melihat anaknya luar biasa membahagiakan mereka (orang tua).

Anak yang durhaka kepada orang tua, sebelum dia durhaka maka sebagai orang tua harus introspeksi diri dulu. Sudahkah kita mencontohkan yang baik kepada anak.
 
Nama adalah doa. Setiap nama yang diberikan oleh orang tua kita didalamnya ada terselip sebuah doa dan harapan. 
Maka dari itu, apabila ada dari namanya yang tidak bagus dianjurkan untuk diganti. Disunnahkan untuk mengganti, karena nama itu adalah sebuah doa.
 
Jangan sampai mempunyai 3 anak laki-laki, tapi tidak ada salah satu dari mereka yang bernama Ahmad atau Muhammad.

Sebelum anak kita durhaka kepada kita, terkadang kita yang terlebih dahulu mendurhakai mereka (anak). Maksudnya adalah kita yang terlebih dahulu membuat mereka seperti itu.
Kenapa anak bisa bicara kotor? karena kita tidak mendidiknya.
Kenapa anak berbicara hal yang tidak kita senangi? karena memang kita tidak memperhatikannya.
Yang kita perhatikan hanyalah urusan uang, dunia dan sebagainya. Sehingga kita lupa memberikan kado terindah untuk anak-anak kita yaitu mendidiknya dengan adab yang baik.
 
Tidak ada hadiah terindah dari orang tua kepada anaknya, melainkan ketika orang tuanya mendidik anaknya dengan didikan yang baik sesuai tuntunan nabi Muhammad SAW.

Kalo kita membahagiakan orang tua, hidup kita akan berkah. Tapi kalo kita mengecewakan dan menyakiti hati kedua orang tua, jangan harap hidup kita berkah dan bahagia.
 
Selagi masih ada orang tua, bahagiakanlah mereka. Karena kebahagiaan mereka akan menunjukan kesuksesan didalam kita menjalani hidup di dunia dan akhirat.

Bagi yang orang tuanya sudah meninggal dunia, bahagiakanlah mereka di alam kubur sana yaitu dengan cara melaksanakan apa yang mereka senangi seperi menghadiri majelis ilmu dan ziarah ke kubur mereka (orang tua).

Apabila anak ziarah ke kubur orang tua setiap hari jum'at, maka anak tersebut dosanya diampuni dan dicatat sebagai anak yang berbakti kepada orang tua.

Siapa orang yang taat kepada Rasulullah, berarti dia taat kepada Allah.
Siapa orang yang mengagungkan (bukan menyembah) Rasulullah, berarti dia mengagungkan Allah.

Doa orang tua itu mustajab, maka dari itu orang tua jangan mendoakan yang macam-macam (tidak baik) kepada anak.

Sebagaimana engkau berbuat, seperti itu juga engkau akan dibalas.

Jadi orang tua jangan sampai memberi makan anak yang syubhat apalagi yang haram, supaya anak bagus. 
Jangan mimpi apabila ingin anak jadi penghafal qur'an, pintar dipondok, dan mempunyai prestasi yang bagus, apabila masih diberi makan oleh sesuatu yang syubhat dan haram. Perhatikan makanannya untuk memudahkannya menuntut ilmu agama.

Apapun profesi kita, status kita, jabatan kita, dihadapan orang tua tetap rendahkan diri.

Walaupun orang tua kita tidak tahu apa-apa, setiap sesuatu minta musyawarah dengan orang tua. Kita musyawarah dengan orang tua bukan apa-apa, hanya ingin minta doa dan restu. Karena restu orang tua, segala urusan kita menjadi dimudahkan dan diberikan keberkahan.

Bagi orang tua, ketika anak memberikan kita suatu hadiah atau makanan dari hasil kerja kerasnya, hargailah dia, jangan tidak dihargai.
Walaupun tidak suka makanannya, hargai.
Walaupun sedikit, hargai.

Selagi masih ada orang tua, pandanglah wajah beliau (orang tua). 
Karena memandang wajah orang tua bernilai ibadah.

Terima kasih, semoga bermanfaat.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.
Minta rela... (Mmd)
 

Posting Komentar

0 Komentar